Selain itu, sering pula ditemukan oknum petugas keamanan yang memanfaatkan alasan sakit secara tidak jujur untuk libur, yang mencerminkan etika kerja yang kurang baik. Fenomena seperti ini harus menjadi perhatian bersama agar profesionalisme dalam tugas tetap terjaga.
Dampak lainnya, muncul perilaku yang sering disebut “main watak” atau “tukang kibul”, yaitu petugas yang terlalu banyak beralasan dalam menjalankan tugas. Misalnya, sering meminta izin ke belakang, sholat, makan, minum, atau ngopi secara berlebihan. Meskipun alasan tersebut secara logika bisa diterima, jika dilakukan terus-menerus dan tidak pada waktunya, justru menyulitkan rekan kerja lainnya yang harus menanggung beban tugas.
5. Halalkan “Rezeki” Satpam:
Rezeki adalah bagian dari kenikmatan yang patut dirasakan oleh seorang satpam. Jika rezeki tersebut diperoleh dengan cara yang halal, maka akan menghadirkan keberkahan. Keberkahan itu bermakna berlipat ganda: meskipun penghasilan seorang satpam terkesan pas-pasan, namun selalu terasa cukup dan tidak pernah merasa kekurangan.
Penting bagi seorang satpam untuk memperoleh rezeki yang halal, karena mereka bertugas menjaga aset perusahaan dan mengetahui seluk-beluk area kerja, termasuk jalur-jalur tersembunyi yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pelanggaran atau penyimpangan.
Oleh karena itu, satpam harus selalu bersyukur dan menjaga keberkahan dalam pekerjaannya, agar terhindar dari godaan untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum di tempat kerja. Meskipun persentasenya kecil, tindakan yang merugikan orang lain tetap sering dilakukan oleh oknum satpam. Perbuatan tersebut tidak hanya merugikan individu, tetapi juga dapat mencemarkan nama baik perusahaan.
“Oleh sebab itu, jika ingin membentuk satpam yang berkarakter dan berintegritas, prosesnya harus dimulai dari dalam diri, terutama dengan mengamalkan poin-poin 1 hingga 5 yang telah disebutkan sebelumnya. Pada dasarnya, setiap satpam memiliki pola pikir dan prinsip masing-masing yang perlu didukung oleh lingkungan eksternal, baik oleh pimpinan maupun rekan kerja, agar nilai-nilai positif tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara konsisten.”[]