JURNALSECURITY | Pekanbaru–Setamat SMA di Kampar Riau tahun 2006, pemilik nama Bayu Angga Prana Akimas ini sempat menganggur selama hampir dua tahun. Hingga akhirnya tahun 2008, ia mencoba ikut tes Secaba TNI Angkatan Darat di Pekanbaru.
Setelah melalui berbagai tes, mulai dari tes administrasi hingga tes psikotes ia jalani dengan penuh optimis. Namun di ujung pengumuman, ternyata nasib belum memihak Bayu, ia gagal menjadi Secaba TNI AD.
“Saya merasa kecewa tapi dengan pikiran positif mungkin memang belum takdirnya saya menjadi seorang anggota TNI, Allah SWT berkehendak lain dan akan memberikan yang terbaik hambanya,” kisahnya kepada Jurnal Security, Sabtu (13/6/2020).
Setelah pengumuman resmi, dan ia tidak lolos ujian Secaba AD, Bayu akhirnya bekerja serabutan yang penting halal hasilnya. Hingga akhirnya pada Desember 2009, ia tertarik dengan profesi pengamanan yaitu satpam.
“Saya mengikuti diksar satpam di Pusdiklat SGI Pekanbaru. Saya dilatih oleh TNI dari kesatuan Arhanudse 13 BS dan kepolisian dari Polda Riau. Dimasa pendidikan ini kita mendapatkan mental dan fisik serta ilmu pengetahuan tentang satpam dengan berjalannya waktu, Alhamdulillah masa diksar pun selesai dan saya bekerja,” ungkapnya.
Tepat pada 6 Januari 2010 Bayu mulai berdinas di salah satu perusahaan produksi kertas PT RAPP. Saat itu nama BUJP yang membawanya adalah PT. Securty Satria Wana (SSW) yang kemudian berganti nama menjadi PT. Garuda Total Solution (GTS).
“Alhamdulillah hingga saat ini saya masih bekerja di perusahaan yang sama meskipun berulang kali ganti nama dan logo BUJP. Saya sangat bersyukur bisa menjadi salah satu anggota satpam yang tugasnya di area hutan RAPP,” ujarnya.
Bagi Bayu, profesi satpam ini cukup menantang karena setiap hari harus berinteraksi dengan masyarakat sehingga kita bisa belajar bagaimana beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Lebih memahami bagaimana cara menghadapi masalah tanpa ada yang dilukai.
“Jadi menurut saya, satpam ini profesi yang sangat mulia dan tidak mudah semua orang bisa menjadi satpam yang profesional yang awalnya wajib di Diksar kan. Meskipun publik masih menganggap satpam sebelah mata,” jelasnya.
Bagi Bayu, meskipun dirinya tidak bisa masuk menjadi anggota TNI AD, tapi dirinya bisa mengabdi dalam profesi ini dengan bekerja lebih profesional dalam pengamanan perusahaan dari tindak kejahatan yang setiap saat ada. “Intinya meskipun saya tidak menjadi anggota TNI AD, saya tetap bangga dengan profesi yang saya jalani ini,” tuturnya. [fr]