JURNALSECURITY | Tangerang — Sarmili (45), salah satu petugas sekolah (Satpam) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 11) Tangerang Selatan meninggal dunia.
Ita Maryani (41), istri Sarmili mengungkapkan kematian sang suami. Menurutnya, usai disuntik vaksin sang suami sempat mengeluh demam dengan kondisi tubuh bagian belakang menghitam. Namun, dia tidak tahu pasti apakah kematian memang disebabkan itu.
Lebih lanjut Ita mengatakan, suaminya belum pernah mengalami sakit keras apalagi sampai harus dirawat. Terakhir, Sarmili merasakan gejala panas dingin setelah menjalani penyuntikan vaksin di sekolah beberapa minggu lalu.
Sebelumnya, kata Ita, Sarmili tidak pernah sakit sampai separah itu. Dia paling masuk angina, lalu beli obat di warung.
“Kemarin waktu abis vaksin di sekolah, dia memang meriang beberapa hari mungkin dia nggak terlalu dirasain tetap berangkat kerja,” ujar Ita di Kampung Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangsel, Rabu (31/3/2021).
Demam yang dirasakan Sarmili terus berlanjut hingga akhirnya dia dibawa ke klinik swasta. Di sana Sarmili diberi alat bantu nafas dan akhirnya pulang ke rumah. Kondisinya pun tak kunjung membaik lantas keluarga membawanya ke salah satu rumah sakit swasta.
Di klinik dia diswab dulu, dan hasilnya negatif. Dan dokter membolehkan pulang ke rumah. Namun sayang, kondisinya tidak membaik. Ia pun akhirnya dibawa lagi ke RS Medika.
“Di sana diswab lagi, hasilnya negatif juga. Tapi, karena alat bantu nafasnya kurang akhirnya kita dapat info di Puskesmas Rawa Buntu lengkap alat bantu nafasnya, akhirnya kita bawa ke Puskes,” jelasnya.
Tak lama dirawat di Puskesmas Rawa Buntu, akhirnya petugas medis merujuk Sarmili kembali ke RSU Tangsel. Setibanya di RSU, Sarmili kembali diswab. Lagi-lagi hasilnya negatif.
“Kalau swab memang beberapa kali hasilnya negatif semua. Waktu di RSU, dia kondisinya makin sulit bernafas. Minum aja udah nggak bisa, keluar lagi. Saya lihat kondisinya juga sedih, susah bernafas. Katanya kadar oksigen dalam tubuhnya itu anjlok drastis,” kata Ibu empat anak itu.
Membantah
Meninggalnya Sarmili usai divaksin pun dibenarkan oleh Humas SMPN 11 Kota Tangsel, Salim.
Namun Salim mengatakan, sebelum divaksin Sarmili memang sudah dalam keadaan tidak sehat. Sehingga penyebab meninggal bukan karena vaksin, tetapi karena sudah dalam keadaan tidak sehat.
“Itu yang perlu dikoreksi. Kalau seperti itu seakan-akan penyebabnya vaksin. Yang dari sekolah itu, kami yang berkomunikasi dengan almarhum. (Sarmili) vaksin tanggal 3 Maret 2021 beberapa hari selebum vaksinasi termasuk hari H (vaksinasi) kurang sehat. Itu menurut teman-teman yang sering berinteraksi dengan dia,” katanya sebagaimana dinukil suara.com, Kamis (1/4/2021).[lian]