JURNAL SECURITY | Jakarta–Assembly ASEAN Inter-Parliamentary Union (AIPA) atau Sidang Umum AIPA ke-44 akan digelar di Jakarta, Agustus mendatang. Ketua Desk Kerjasama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana mengatakan, sidang kali ini bertujuan menjaga stabilitas perdamaian di kawasan ASEAN.
“Pada Agustus nanti Indonesia akan menjadi tuan rumah AIPA ke-44. Tujuan utama AIPA ini secara politik mendorong stabilitas kawasan, bagaimana AIPA ini agar menjaga kawasan ASEAN, yang betul-betul stabil dan tentunya agar terus ke depan terjaga perdamaian,” ujar Putu saat diskusi bertajuk ‘Parlemen yang Responsif untuk Stabilitas dan Kesejahteraan ASEAN’ di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Parlemen ASEAN, kata Putu, harus responsif dalam mengkawal berbagai tantangan ASEAN secara mandiri. Pasalnya, ASEAN merupakan kawasan yang sangat strategis ke depan dan banyak dilirik oleh kekuatan-kekuatan besar.
“Kita tidak perlu kekuatan besar lainnya datang untuk mengintervensi permasalahan di ASEAN. Kita harus mampu secara mandiri mengawal segala permasalahan atau tantangan di kawasan ASEAN ini, untuk menjaga stabilitas politik, keamanan dan juga untuk menjaga kesejahteraan kawasan,” tandas Putu.
“Jadi, yang pertama adalah ASEAN first, family of ASEAN. Jadi, solidaritas mereka yang pertama dan utama itu ASEAN. Apalagi, Indonesia adalah kakaknya dari negara-negara yang berada di kawasan ASEAN,” tandas Putu menambahkan.
Selain itu, kata Putu, parlemen ASEAN akan mendorong konsep green ekonomi sehingga kawasan ASEAN siap menuju transisi hijau. Apalagi, kata Putu, masyarakat di negara-negara ASEAN ini mendapatkan support secara inklusif dalam peningkatan ekonomi dengan tetap memperhatikan sustainable growth.
“Jangan sampai ada terjadi mungkin satu negara yang punya growth yang tinggi atau ASEAN lainnya, justru jomplang growth-nya. Nah, rakyat satu negara di ASEAN itu mungkin tidak mendapatkan benefit dari peningkatan ekonomi, sementara rakyat negara ASEAN lain yang hanya mendapatkan kesejahteraan dari peningkatan ekonomi kawasan ASEAN,” tutur Putu.
Lebih lanjut, Putu mengatakan awalnya, anggota AIPA hanya 5 negara yakni Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina dan Malaysia. Namun saat ini, AIPA sudah memiliki 10 anggota. “Saat AIPA nanti Timor Leste hanya menjadi observer. Dan Myanmar tidak diundang dalam sidang ini,” pungkas legislator asal Bali ini. [far]