JURNAL SECURITY | Cilacap–Sebanyak 890 bandar narkoba jaringan Fredy Pratama dijebloskan ke lapas super maximum security Nusakambangan, Cilacap, Jateng.
Bandar narkoba yang merupakan kaki tangan Fredy Pratama itu disergap di Jakarta, Palembang, dan Sumatera Utara, dan beberapa daerah lainnya.
Melihat komunikasi yang digunakan yakni Blackberry Messenger Interpice, para bandar terlacak sebagai jaringan Fredy Pratama.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM, Reynhard Silitonga, saat jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika dan TPPU Jaringan Fredy Pratama di Lapangan Bhayangkara, Jaksel, Selasa (13/8) mengungkap fakta jaringan Fredy Pratama ini.
Silitonga juga mengatakan bahwa para bandar narkoba itu masuk ke dalam sel dengan pengamanan super maksimum di Nusakambangan.
“Bandar narkoba ini berada satu sel seorang diri. Jadi tidak dicampur dengan lainnya,” ungkap Jenderal polisi bintang dua ini dilansir dari Pojoksatu.
Ia juga menegaskan akan memberantas mereka yang menjadi bandar atau pengedar di lapas. “Di lapas, kami selalu bekerja sama dengan Polri untuk pengawasan sekaligus pembinaan,” ujarnya.
Diketahui, Bareskrim Polri bersama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Department, Royal Thai Police, Us-Dea, Bea dan Cukai, Kejaksaan, Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjenpas, dan instansi lainnya berhasil menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi milik jaringan Fredy Pratama.
Bukan hanya itu, penyidik juga berhasil menyita Rp10,5 triliun aset dari sangkaan pasal TPPU. Meski begitu, hingga kini Fredy Pratama masih berstatus buron dan belum diketahui keberadaannya. [fr]