JURNAL SECURITY | Jakarta–Satpam Pinggir Jalan maksudnya Satpam yang bertugas di pinggir jalan raya dengan kegiatan mengatur arus Lalin (Lalu Lintas) di tempat kerja sesuai dengan prosedur kerja dan ruang lingkup pekerjaan yang disepakati oleh kedua bela pihak yakni antara “Pengguna Jasa Satpam dan Penyedia Jasa Satpam”.
Lebih spesifik lagi tugas “Satpam Pinggir Jalan” yakni “membantu penyemberangan jalan baik itu anak sekolah, kakek/nenek yang sudah lanjut usia, dan masyarakat umum lainnya. Selain itu tujuan dan fungsinya untuk membantu kelancaran lalu lintas ditempat kerjanya.
Selain itu juga yang paling penting adalah bagaimana mempunyai kemampuan teknis dalam mengatur keluar/masuk kendaraan agar tidak terjadi kecelakaan seperti tabrakan dan serempetan lainnya. Serta Satpam yang bertugas tidak mengalami dampak dari kecelakaan tersebut, karena yang namanya risiko bisa saja Satpamnya yang ditabrak oleh kendaraan yang lalu lalang atau driver-nya lagi oleng.
Dalam beberapa kesempatan saya melihat Satpam di Pinggir Jalan, sepertinya ada hal-hal yang perlu diperbaiki baik itu dari sikap, perilaku dan penampilan Satpam tersebut. Hampir setiap hari saya melihat satpam bertugas pinggir jalan baik lagi berangkat/pulang kerja, jalan-jalan bersama keluarga, dan kegiatan lainnya.
Entah itu sengaja maupun tidak sengaja, yang pasti sebagai Satpam bertugas di Pinggir Jalan, tidak profesional dan tidak elok di pandang terutama cara berpakaian atau berpenampilan, sehingga akan berdampak terhadap sikap dan perilaku Satpam yang sedang bertugas sebagai pengatur kegiatan lalin tersebut.
Persepsi masyarakat umum menilai, mungkin kok Satpamnya begini amat ya, bagi yang memahami Satpam atau praktisi, ini Satpamnya siapa, mungkin juga pandangan lain karena gajinya Satpam kecil, sudah capek juga bekerjanya berdiri dari pagi, ada juga berpikir sama saja Satpam di tempat saya seperti di apartmenet, residence, perumahan, bahkan perkantoran, dan lain sebagainya.
Ini menjadi tantangan dari penyedia jasa Satpam “jangan hanya saving budget atau efisiensi budget – seragam, peralatan dan perlengkapan kerja tidak terurus dengan baik” coba dilihat Satpamnya di area kerja, terkadang sangat memprihatinkan seperti anak hilang bapak/ibu-nya. Seperti dilepas begitu saja, lebih mementingkan keuntungan dari pada mempertahankan integritas dan branding perusahaannya.
Saya akan menguraikan beberapa poin yang sangat prihatin melihat kondisi Satpam di Pinggir Jalan, berikut ulasanya:
1. Tali Helm Tulisan PKD atau Logo Lain :
Kalau saya analisa tali helmnya ada 2 kemungkinan yang pertama karena rusak atau putus dan yang kedua tidak mau dipakai karena mengganggu kenyamanan Satpam di bagian wajahnya, namun yang terlihat Satpam sangat tidak berwibawa jika tidak menggunakan tali helm yang bertulisan PKD “seperti kura-kura – yang kepalanya tenggelam dan bagian wajahnya ditutupi oleh helm PKD tersebut” .
Selain itu juga terkadang helm tersebut, tidak dirawat dengan baik oleh petugas Satpam atau yang sudah seharusnya diganti namun penyedia jasa Satpam belum fokus memperhatikan yang itu. Karena sibuk ngurusin proyek yang lain, mungkim saja lebih menguntungkan secara bisnis dan mendapatkan customer/pengguna jasa Satpam yang prioritas.
2. Peralatan Lalin (Lalu Lintas):
Peralatan ini sangat membantu petugas Satpam dalam mengatur kelancaran lalu lintas baik arus kendaraan, penyemberangan, dan kegiatan lainnya. Namun dalam kenyataannya, masih ada saja Satpam belum menggunakan peralatan Lalin tersebut, ada jaga lalinnya rusak yang sudah diisolatif, serta tidak disediakan baterai, dan yang kucunya lagi menggunakan peralatan yang tidak standar.
Peralatan kerja pengaturan Lalin (Lalu Lintas) tidak hanya untuk kelancaran kerja dan masyarakat umum lainnya, yang lebih penting adalah bagaimana keselamatan petugas Satpam terjaga karena lampu lalin sebagai kode atau tanda dari jauh driver kendaraan sudah siap-siap merperlambat arus kendaraan yang sedang dikemudiinya.
3. Penggunaan Topi PDL atau PDH:
Topi merupakan perlengkapan yang harus digunakan saat menjalankan tugas yang melekat di kepala kecuali sedang ISOMA (Istirahat, Sholat dan Makan). Ini bukan hanya perlengkapan namun yang perlu diperhatikan dari jauh orang melihat bahwa Satpam yang bertugas rapi dan gagah dengan menggunakan topi tersebut, terkadang ada juga topinya dicantolin di tongkat atau sengaja tidak digunakan.
Yang lucunya lagi, saat menggunakan seragam safari atau PSH Satpam atau pengawasnya menggunakan topi PDL, sangat tidak berwibawa karena standarnya seragam Safari/PSL tidak menggunakan Topi. Ini sengaja atau tidak ketahuan hanya beda tipis, mungkin alasannya panas, sebagai perlengkapan petugas Satpam atau hal lainnya. Namun itu tidak tepat, maka dari itu sebaiknya Satpam Pinggir Jalan menggunakan seragam PDL lengkap.
4. Seragam Berubah Warna :
Seragam Satpam sangat kelihatan oleh masyarakat luas atau masyarakat umumnya, mungkin yang mereka lihat ohh…Satpamnya rapi tidak dilihat secara detail, teliti dan tidak ada unsur kepentingan lain. Namun bagi yang paham Satpam pasti sudut pandangnya berbeda, bukan bearti penyedia jasa Satpam A, B sampai Z tidak baik “hanya berpikir dalam hati – kasihan dan prihatin melihat Satpam yang bertugas dengan seragam warna sudah pudar dan kumel”.
Ayo !!! Bagi penyedia jasa Satpam, perhatikan seragamnya jangan sampai pudar karena mereka panas-panasan terkena sinar matahari lebih cepat berubah warnanya. Perlu kesadaran juga dari Satpam untuk perawatannya, karena ada saja yang terkena api rokok sehingga celana atau bajunya ada bolong kecil, yang lainnya tidak menggunakan rompi, resleting rompi rusak, rompi kotor, bau karena keringat, dan lain sebagainya.
5. Kondisi Penggunaan Sepatu :
Walaupun tidak sering dijumpai, masih terlihat juga Satpam tidak menggunakan sepatu saat mengatur arus keluar/masuk kendaraan dari tempat kerjanya, ini sih presentasinya kecil. Namun tetap dilakukan pengawasan supaya tidak berulang dengan kondisi lepas sepatu tersebut, karena berpikirnya masih pagi atau malam hari “Mungkin bagi Satpam-nya santai aja, tidak ada customer, situasi masih sepi, dan lain sebagainya”.
Yang lebih riskan lagi, sepatu dalam kondisi tidak di semir dan ada juga sepatu Satpam jebol atau sobek. Semoga ini tetap diperhatikan, pengalaman saya jadi anggota Satpam tahun 2005 beli sepatu biaya pribadi yang bagus seharga 250.000 ini bukan buat gaya-gayaan tapi penghargaan untuk kaki biar geraknya lebih cepat dan nyaman. Kalau sekarang bisa juga beli dengan biaya sendiri atau dari penyedia jasa Satpam cari kualitas sepatu yang bagus.
6. Penggunaan Perlengkapan Lainnya:
Masih ada juga dilihat Satpam tidak menggunakan kopel, lepas tongkat, dan tidak menggunakan tali komando untuk mengikat bagian celana diatas sepatu PDL. Kembali kepada kesadaran masing-masing Satpam Indonesia dan sistem pembinaan dan pengawasan dari penyedia jasa Satpam, kalau ini sudah jalan dan saling peduli “saya rasa semua Satpam yang bertugas di Pinggir Jalan pasti tetap profesional”.
Tidak hanya lepas kopel dan tongkat, tapi bajunya Satpamnya dikeluarkan sangat tidak etis sebagai seorang Satpam dengan pemandangan baju dikeluarkan. Ayo Satpam Indonesia angkat derajat dan martabatnya dengan menggunakan seragam yang benar dan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dan penyedia jasa Satpam tetap konsisten dan komitmen terhadap kualitas Satpam yang dimilikinya.
7. Perilaku yang Tidak Pantas:
Kesadaran dan Etos kerja Satpam perlu diberikan edukasi secara berkelanjutan terutama terhadap hal-hal yang dianggap sepeleh tapi tindakan sangat tidak pantas dilakukan ditempat kerja, terutama bagian Satpam di Pinggir Jalan. Seperti sembari merokok mengatur arus keluar/masuk kendaraan, memegang gelas kopi bahkan sembari ngopi juga, kalau uang tips atau imbalan saya rasa semua Satpam pasti butuh, walaupun dari prosedur tidak diperbolehkan.
Satpam Indonesia pekerjaan yang terhormat dan sangat mulia, maka dari itu tetap peduli dan mawas diri terhadap perilaku dan penampilan yang tidak sesuai, karena setiap hari Satpam itu ibaratkan artis “Berdiri diatas Panggung” yang semua orang melihat keberadaan Satpam baik dari tindakan, sikap, perilaku dan penampilan yang sudah disampaikan diatas.
Sebagai garis besar Untuk Satpam dan BUJP “Jika sudah tidak mau bekerja sebaiknya risegn saja dan cari tempat pekerjaan baru atau pekerjaan lain – Sedangkan untuk BUJP jika tidak menguntungkan, jangan pertahankan proyeknya dan jangan terlantarkan Satpam yang bertugas” Salam Suara Satpam Indonesia. []