JURNALSECURITY| Jakarta–Menjelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden pada Rabu 17 April 2019 yang akan datang, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara bersama unsur TNI, Polri, Kejaksaan, KPU dan Bawaslu Jakarta Utara menggelar apel kesiapsiagaan pengamanan Pemilu 2019.
“Apel digelar dalam rangka menjaga stabilitas keamanan saat pelaksanaan Pemilu mendatang,”kata Wali Kota Jakarta Utara, Syamsuddin Lologau saat membuka apel di halaman Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).
Syamsuddin mengatakan, apel ini menunjukkan sinergitas menjaga keamanan baik dari aparat maupun masyarakat.
Dia juga berharap pelaksanaan Pemilu nanti berjalan dengan kondusif tanpa gangguan. “Insya Allah mudah-mudahan kondusif semua,” kata Syamsuddin.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menerangkan, hasil pemetaan dan analisa terdapat 43 dari total 4.563 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dikategorikan rawan. Untuk itu, jumlah personel yang ditugaskan di TPS akan lebih banyak dibandingkan TPS yang dikategorikan aman.
“Total 1.200 personel di Jakarta Utara siap ditugaskan. Selain itu kita juga mendapat bantuan back up 210 personel dari Polda Metro Jaya dan 521 personel dari TNI,” jelasnya.
Dia mengimbau, agar masyarakat tidak mudah terpancing kabar bohong (hoaks) yang beredar di dunia maya. Salah satu cara mengantisipasinya, kata Budhi, adalah dengan melaporkan informasi hoax itu kepada petugas keamanan.
“Masyarakat tidak perlu khawatir kalau ada informasi-informasi yang mungkin membuat suasana tidak aman. Silahkan lapor kepada kami. Oleh karena itu, kita pastikan kita jamin kita berkomitmen seluruh pimpinan di Jakarta Utara untuk melaksanakan pengamanan sehingga penyelenggara Pemilu bisa aman sesuai ketentuan dan aturan yang ada,” tutupnya.
Usai apel, simulasi pemungutan suara digelar oleh para petugas KPU Jakarta Utara. Adegan perdebatan pelanggaran hingga tindakan penyelesaian pun disajikan dalam simulasi tersebut. [fr]