JURNALSECURITY.com| Bandung–Wakil Direktur Center for Detention Studies (Pusat Kajian Penahanan) Gatot Goei mengatakan, masih maraknya aksi pelarian para narapidana di sejumlah rumah tahanan (rutan) disinyalir terjadi lantaran sistem keamanan yang masih buruk. Terlebih lagi menurutnya beberapa rutan saat ini masih menggunakan bekas bangunan kolonial Belanda. Oleh sebab itu hal ini kerap dimanfaatkan oleh narapidana tatkala penjagaan yang dilakukan oleh petugas sedang lengah.
“Bangunan lapas era 80an yang dibuat itu beda dengan era sekarang. Kalau era sekarang bangunan lapas sudah memenuhi standar pengamanan jadi meskpiun rusuh tidak bisa keluar, karena temboknya berlapis. Akan tetapi kalau yang bekas Belanda tidak mengandalkan aspek keamanan, bahkan bisa dijangkau oleh narapidana,” kata Gatot saat on air di Radio PRFM, Jumat (5/5).
Selain itu, disampaikan Gatot kurangnya SDM menambah bobroknya sistem keamanan di rumah tahanan ini. Meskipun pemerintah sudah mengantisipasinya dengan melibatkan aparat kepolisian dan TNI, namun hal itu dikatakan Gatot belum serta merta dapat menyelesaikan persoalan. Lebih lanjut ia pun menyarankan kepada pemerintah agar membuat sebuah kebijakan yakni dengan menyebar para narapidana ke rutan-rutan lain yang memiliki kapasitas luas.
“Meski ditambah keamanannya akan percuma. Jadi memang cara efektifnya itu mengurangi isi dari lapas itu sendiri seyogyanya disebar ke rutan lain,” pungkasnya. [FR]