JURNALSECURITY.com| Aceh–Pencurian terhadap kelapa sawit meningkat, untuk itu perusahaan kelapa sawit meningkatkan pengamanan dari swasta untuk menjaga lahannya agar tidak dicuri maling.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat bahwa kini, sekitar 15% dari 650 anggota mereka menggunakan jasa tenaga keamanan swasta. Jumlah ini meningkat dari sekitar 10% pada 2016.
Menurut Ketua Bidang Tata Ruang dan Agraria GAPKI, Eddy Martono, meningkatnya penggunaan jasa keamanan swasta ini dilakukan sebagai cara untuk mengatasi penurunan produksi sampai mencapai 10% di beberapa perkebunan anggota GAPKI yang berada di Sumatra.
“Sepuluh persen itu besar. Pencurian itu biasanya kecil-kecil saja, menggunakan sepeda motor, satu atau dua tandan mereka ambil, tapi itu kan relatif kecil,” kata Eddy.
Biasanya, menurut Eddy, anggota GAPKI akan menggunakan tenaga masyarakat lokal untuk mengamankan perkebunan kelapa sawit.
Peneliti Sawit Watch Eep Saefulloh membenarkan adanya praktik ‘permainan di dalam’ terkait pencurian-pencurian sawit yang dilakukan oleh masyarakat setempat, namun Eep meragukan bahwa aksi itu sampai menyebabkan penurunan produksi yang besar.
“Kalau di Sumatra ini kan disebut ninja-ninja sawit, itu sudah cukup lama, paling pakai sepeda motor. Tapi kalau dimasukkan ke truk atau mobil kan ketahuan, nggak mungkin nggak ketahuan. Jadi masa ya, harus menggunakan jasa security lebih?” kata Eep.
Dia mengkhawatirkan penambahan tenaga pengamanan di sektor kelapa sawit sebagai “Aksi intimidasi agar tidak ada perlawanan dari masyarakat ketika perusahaan itu masih berkonflik dengan masyarakat,” seperti dilansir BBC.com.
Eddy Martono membantah jika penambahan ini untuk berkonflik dengan masyaratk. “Yang terjadi ini bukan karena konflik dengan masyarakat, kalau ada (konflik) kita biasanya selesaikan dengan perusahaan sendiri, pendekatan, justru yang bahaya kita nggak berani menggunakan itu (tenaga keamanan swasta) untuk menghadapi masyarakat, itu bahaya,” kata Eddy.
Berdasarkan laporan Reuters, kenaikan harga komoditas kelapa sawit yang mencapai 15% dalam beberapa bulan terakhir mendorong perorangan atau komplotan untuk mencuri buah sawit dan menjualnya ke pengepul. [FR]