JURNALSECURITY | Jakarta–Webinar Nasional yang diselenggarakan Organisasi Anti Narkoba BERSAMA dalam rangka Memperingati HUT RI Ke-75 pada Kamis,13 Agustus 2020 bertema “Membebaskan Anak Bangsa Dari Cengkraman Darurat Narkoba” berjalan sukses.
Ketua Umum BERSAMA Mayjen Pol. (Purn) Drs. Putera Astaman dalam paparannya mengatakan Webinar Nasional topik berjudul “Membebaskan Anak Bangsa Dari Cengkraman Darurat Narkoba” dipilih, mengingat perjuangan anak bangsa berupaya membebaskan diri dari bahaya laten narkoba selama puluhan tahun.
Menurut Putera Astaman, angkanya justru terus meningkat dari tahun ke tahun. “Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2016, Bapak Presiden Jokowi menyatakan bahwa kita (Indonesia) sudah dalam kondisi darurat narkoba dan Beliau mengumandangkan Indonesia Perang Melawan Narkoba,” papar Putera Astaman di Jakarta, Kamis (13/8)
Situasi darurat narkoba ini dibuktikan bahwa narkoba telah merasuk di semua lini, juga pada generasi muda kita, kalangan mahasiswa, pelajar tingkat SLTA, SMP dan SD, bahkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Narkoba tidak hanya beredar dikota-kota besar tapi telah merasuk sampai ke pelosok desa, sehingga tidak ada satu desa pun yang masih steril dari narkoba.
“Bapak Presiden menyebutkan bahwa anak bangsa yang terjebak sebagai pecandu narkoba berjumlah 5,1 juta orang dan angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba, sesuai laporan kepala BNNRI kepada Bapak Presiden, setiap hari 40-50 orang generasi muda kita mati karena narkoba,” kata mantan Kapolda ini.
Ia menegaskan bahwa semua harus bersinergi mulai BNN, Polri, Kementerian, Lembaga, LSM, Masyarakat, semua harus betul-betul melakukan langkah-langkah yang terpadu.
“Untuk melawan narkoba, langkah-langkah yang progresif yang mengalahkan kelicikan para pengedar narkoba. Dan tidak kalah penting semua harus menghilangkan ego masing-masing, ego sektoral,” jelasnya.
Sementara itu Sekjen BERSAMA Prof Dr Budiharjo berharap dari webinar ini menghasilkan rekomendasi yang bisa disampaikan ke pemerintah, terutama dalam upaya pencegahan nakoba terhadap anak bangsa. “Darurat narkoba telah memberikan konsekuensi memperihatinkan bagi perkembanagn generasi yang akan datang,” jelasnya.
Webinar ini, tambah Budiharjo, hendaknya memberikan sumbangan pemikiran, bagaimana pola penanganan perang melawan narkoba dengan segala program dengan menggunakan jaringan, sehingga menjadi role model dalam upaya memerangi narkoba.
Deputi Rehabilitasi BNN RI Dra.Yunis Farida Oktoris Triana, M.Si mengatakan, kondisi darurat narkoba ini disebabkan karena geografis Indonesia yang terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan menyebar ke seluruh Indonesia. “Peredaran gelap narkoba bukan hanya menyasar orang dewasa tapi sudah level anak-anak,” jelasnya.
Yunis menambahkan, demografis yang sangat tinggi menjadi pasar potensial bagi pengedar gelap narkoba. Saat ini kerugian yang timbul dari penyalahgunaan narkoba mencapai angka 84.7 triliun rupiah.
Ditambah sistem penegakan hukum yang masih lemah dan belum mampu memberikan efek jera bagi pelaku.
“Modus operandi dan variasi jenis narkoba yang terus berkembang, sehingga pengguna ingin mencoba yang baru,” jelasnya.
Jika ini terus dibiarkan, ke depan narkoba akan menjadi mesin pembunuh massal yang merusak manusia terutama fungsi otak, fisik dan emosi.
Sementara itu Komjen Pol (Purn) Drs. Ahwil Luthan, Koordinator Kelompok Ahli BNN membeberkan sedikitnya beberapa kondisi yang menyebabkan Indonesia rawan peredaran narkoba.
Ahwil mengatakan, demografis yang sangat besar yakni 225 juta jiwa menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba. “Narkoba sebagai mesin pembunuh massal (silent killer) yang merusak manusia. Selain itu, Lapas justru bertransformasi menjadi pusat kendali peredaran gelap narkoba,” imbuhnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala BNN ini berharap, semua pihak dapat berpartisipasi dengan menerapkan pola hidup sehat dan menjaga diri agar senantiasa bebas dari bahaya narkoba. Bersama, lanjut Ahwil, kita ciptakan generasi emas tanpa narkoba.
“Sebab bahayanya sangat besar. Berdasarkan studi komparatif, narkoba dapat dijadikan sarana untuk menghancurkan satu negara,” tutup Ahwil. [fr]