JURNALSECURITY.com| Malang–Aksi #savegondrongumm di Univeraitas Muhammadiyah Malang berujung konflik. Kali ini konflik terjadi antara pihak security kampus dan mahasiswa.
“Mundur! Mundur! Mundur!” teriak security yang bertugas kepada mahasiswa, “Saya gak takut sama kalian. Pokoknya bubar,” teriaknya lagi.
Menanggapi satpam tersebut, Muhammad Fausi selaku koordinator lapangan menghimbau kepada peserta aksi untuk merapatkan barisan. “Rapatkan barisan teman-teman. Jangan mundur!” katanya sambil bergandengan tangan.
Peserta aksi yang ada tidak menerima akan perlakuan yang diberikan oleh petugas keamanan kepada mereka. “Urusan kami sama pihak rektorat bukan sama bapak (security). Tugas bapak hanya mengawasi bukan melarang kami,” katanya lagi.
Saut-sautan antara security dan peserta aksi pun tidak dapat dibendung lagi. “Kita gak takut sama kalian, satpam sudah terbiasa. Mundur! Semuanya mundur,” kata security dengan potongan cepak.
Gelar aksi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk menuntut pihak rektorat mencabut surat keputusan No. 5 tahun 2007 tentang kedisiplinan (larangan mahasiswa berambut gondrong).
Karena tidak bisa menemui pihak rektorat, mahasiswa yang kesal akhirnya memutuskan untuk duduk di depan rektorat hingga pihak rektorat mau menemui mereka.
“Jangan pantang menyerah teman-teman. Kita duduk di sini hingga sampai ada yang mau menemui kita,” ujarnya dikutip malangtoday.net.
Fauzi mengaku bahwa dengan adanya larangan mahasiswa bergondrong, banyak teman-temannya yang gondrong diperlakukan semena-mena di kampus.
“Karena gondrong, akses untuk lingkungan pendidikan kita dibatasi. Banyak teman-teman yang gondrong dikunci (persulit) saat pengurusan akademik”, ujarnya. [FR]