JURNAL SECURITY | Gresik–Seorang petugas keamanan di sebuah bank di Menganti, Gresik, dengan ramah membuka pintu kepada nasabah yang hendak masuk. Seragamnya berwarna kombinasi coklat tua dan muda. Tak lupa dia mengucapkan salam ketika bertemu nasabah.
Namun, sebenarnya, dia bukan satpam biasa. Sebab, lelaki yang bernama Sutikno ini pernah membela Persebaya Surabaya dengan posisi sebagai bek kiri. Tidak mudah bagi seorang pesepak bola bisa menembus Green Force, julukan Persebaya, di masa itu.
”Saya bergabung di musim 2005 atau setelah Persebaya juara Divisi Utama. Namun, saya baru bergabung di putaran I,’’ kenang Sutikno di sela-sela menjalankan rutinas kerjanya seperti dilansir JawaPos.com (14/03)
Diakuinya, persaingan di posisinya sangat ketat. Di situ ada bek senior, Mat Halil, yang susah tergantikan. ”Setelah itu, saya membela beberapa klub. Dimulai di PSIR Rembang musim 2006-2007,’’ jelas Sutikno.
Dari Laskar Dampo Awang, julukan PSIR, pada 2008, lelaki asal Kendung, Surabaya, itu bermain di Mitra Kutai Kartanegara atau Mitra Kukar. Dengan usia yang semakin matang, banyak klub yang meminang Sutikno.
”Pada 2009, saya bergabung Persitara Jakarta Utara,’’ lanjut lelaki kelahiran 1985 itu. Di klub inilah, nama Sutikno sempat jadi sorotan.
Penyebabnya, dalam sebuah pertandingan di pentas Indonesia Super League (ISL) 2009/2010. Dia melakukan tekling horor kepada bek legendaris Persebaya Anang Ma’ruf di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kuningan Jakarta Selatan, 11 November 2009.
Akibat tekling itu Anang Ma’ruf harus dilarikan ke rumah sakit MMC, Kuningan Jakarta. Anang diganjal keras oleh Sutikno, sehingga siku tangan kirinya patah
Ironisnya, selain pernah bermain bersama Anang Ma’ruf di Persebaya, Sutikno juga didikan dari klub yang sama yakni Indonesia Muda (IM) Surabaya. Sutikno mengakui, usai kejadian itu keluarganya di Surabaya sempat tidak nyaman dan dia akhirnya meminta maaf kepada Anang.
Menarik, di musim berikutnya, Sutikno dan Anang Ma’ruf malah bermain di satu tim, Deltras Sidoarjo. Keduanya sama-sama menempati posisi inti. ’’Saya di bek kiri dan Anang Ma’ruf di bek kanan,’’ lanjut Sutikno.
Setelah dari The Lobster, julukan Deltras, Sutikno melanglang ke Persiba Balikpapan (2011) dan Arema pada 2012. Pada 2013, dia sempat vakum karena cedera.
”Pada 2014 saya kembali bermain dengan membawa Borneo FC juara Divisi Utama dan lolos ke kasta teratas. 2015 saya sempat ke Persida Sidoarjo tapi batal karena kompetisi dibekukan,’’ papar Sutikno.
Klub Mojokerto Putra (MP) menjadi pelabuhan terakhirnya sebagai pemain. Sutikno mengingatnya di 2016, dia membela klub itu di Piala Presiden yang dilaksanakan di Serang dan Cilegon, Banten.
”Sejak 2016, saya menjadi petugas keamanan di bank ini. Awalnya, tempat yang saya jaga berpindah-pindah dan mulai empat tahun lalu, saya ditempatkan di Menganti,’’ tuturnya.
Hanya, kini Sutikno tengah galau. Sebagai petugas outsourcing, dia tinggal setahun lagi bekerja. ”Kebijakannya seperti itu. Semoga ada kebijakan baru dan saya bisa bekerja lebih lama lagi,’’ pungkasnya. [fr]