#7. Physical Evidance – Bukti Fisik:
Sangat penting diperhatikan, meskipun 6 poin diatas sudah berjalan baik dan diakui oleh pelanggan kalau bukti secara fisik tidak bisa konsisten ditampilkan “akan sia-sia dan terlihat hampa” ibaratnya jualan kucing dalam karung. Semuanya harus mengikuti standar perusahaan baik aktivitas rutin, budaya perusahaan, komunikasi, etika bekerja, cara berpakaian saat bekerja, dan lain sebagainya.
Langkah yang kongkrit adalah “Satpam penampilan yang menarik” dari ujung kepala sampai ujung kaki seperti menggunakan topi, aksesoris dan perlengkapan yang standar, baju di setrika, menggunakan minyak wangi, tidak berambut panjang, tidak berjenggot, tidak bercambang, tidak berkumis dan teknis lainnya. Karena, pada dasarnya yang pertama lali dilihat adalah pelanggan baik internal maupun ekaternal seperti berdiri depan pintu gerbang, are lobby, dalam pos dan sedang patroli, dan saat bertugas lainnya.
#8. People Oponion – Pendapat Masyarakat:
Dalam merancang konsep marketing mix, mengelola persepsi masyarakat luas yang terdiri dari tanggapan atau komentar dari stakeholder manapun, meskipun komponen-komponen lain seperti produk, harga, tampilan fisik, dan promosi telah diperhatikan dan dioptimalkan. Megurangi dampak negatif dan memperbaiki hal yang positif “Satpam tidur saat bertugas, seragam tidak rapi saat pengaturan lalu lintas, merokok di pinggir jalan, kurang tegas, tidak sopan, dan sering meninggalkan pos, dan lain sebagainya.
15 tahun-an lalu sebagian masyarakat berpendapat bahwa pekerjaan Satpam tidak ada masa depan dan terlihat rendah di kalangan masyarakat lainnya, namun setelah tahun 2020-an sampai sekarang “menjadi Satpam tidaklah mudah, bahkan ada yang menggunakan uang alias suap demi ingin menjadi seorang Satpam” memang ini tidak banyak di perkotaan lebih dominannya di perdesaan. Oleh sebab itu, persepsi seperti ini menjadi fenomena dan menjadi tanggung jawab individu Satpam dan perusahaannya Masing-masing.