JURNALSECURITY | Jakarta – Dalam mengantisipasi keamanan data kesehatan masyarakat, pemerintah dinilai sudah memiliki peta jalan yang cukup baik. Demikian hal itu dikatakan pengamat keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya.
Alfons mengatakan aplikasi PeduliLindungi memiliki kemampuan agar data kesehatan masyarakat terjaga dari peretas yang ingin melakukan serangan siber, di mana data mereka tidak mudah terbuka dan tidak mudah diserang.
“Kalau bocor saya tidak melihat risiko terlalu tinggi kecuali mengandung data pribadi yang krusial seperti riwayat penyakit,” ujarnya sebagaimana dinukil Bisnis.com, Selasa (12/1/2021).
Alfons tidak menampik bila ada upaya serangan siber terhadap data distribusi vaksin. Namun dirinya menyarankan agar pemerintah cukup menjaga data dengan melakukan pembaruan sistem operasi dan aplikasi sehingga sulit dieksploitasi.
Alfons juga menyarakan agar pemerintah tidak lupa membackup [cadangkan] dengan pelindungan tambahan sehingga kebal dari ancaman serangan siber, seperti ransomware.
“Serangan siber yang perlu dikhawatirkan masih tetap ransomware yang berisiko mengganggu operasional rumah sakit dan lembaga kesehatan,” katanya.
Namun, dia mengatakan bahwa lain cerita jika peretas mampu mengubah data penerima vaksin yang ada di dalam pangkalan data pemerintah.
“Lain halnya bila ada hacker jago yang mampu mengubah data penerima vaksin dan ini yang akan berakibat kekacauan. Ini yang kelihatannya menjadi perhatian dan fokus pemerintah saat ini,” ujarnya.
Saat ini, tambah Alfons, proteksi yang terbaik adalah menjaga data dari penyimpangan, sehingga tidak disalahgunakan untuk dijual ke pasar bebas.[lian]