Jurnalsecurity.com | Zakat merupakan salah satu pilar penting dalam ajaran Islam yang memiliki peran sosial sangat besar. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, zakat menjadi instrumen distribusi ekonomi untuk menciptakan keadilan sosial, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan umat. Di Indonesia, zakat terbukti mampu mengangkat derajat kaum fakir miskin dan kelompok rentan lainnya melalui mekanisme penyaluran yang tepat sasaran.
Peran Penting Zakat bagi Fakir Miskin
Kelompok fakir miskin adalah penerima utama zakat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. At-Taubah: 60). Mereka adalah individu atau keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
Beberapa manfaat zakat bagi fakir miskin antara lain:
- Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Zakat membantu memastikan kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan tempat tinggal dapat terpenuhi. Bagi keluarga yang berada di garis kemiskinan, bantuan ini sangat vital untuk kelangsungan hidup. - Meningkatkan Akses Pendidikan dan Kesehatan
Banyak lembaga zakat yang menyalurkan bantuan dalam bentuk beasiswa, fasilitas kesehatan, hingga program pengobatan. Ini menjadi langkah strategis memutus rantai kemiskinan antar-generasi. - Penguatan Ekonomi Mandiri
Selain bantuan konsumtif, zakat juga disalurkan dalam bentuk modal usaha, pelatihan keterampilan, hingga pemberdayaan UMKM. Dengan begitu, fakir miskin tidak hanya menerima bantuan sementara, tetapi juga diberdayakan untuk mandiri secara ekonomi. - Mengurangi Ketimpangan Sosial
Distribusi zakat mendistribusikan kekayaan dari golongan mampu kepada yang membutuhkan, mempersempit kesenjangan sosial dan memperkuat solidaritas umat.
Apakah Satpam Layak Menerima Zakat?
Pertanyaan yang cukup sering muncul di masyarakat adalah: Apakah profesi tertentu seperti satpam juga berhak menerima zakat?
Secara syariat, yang menentukan layak atau tidaknya seseorang menerima zakat bukan hanya profesinya, tetapi status ekonominya. Seorang satpam bisa berhak menerima zakat bila ia tergolong miskin, yaitu penghasilannya tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari untuk dirinya dan keluarganya.
Beberapa indikator kelayakan satpam menerima zakat antara lain:
- Penghasilan di bawah kebutuhan minimum keluarga
- Memiliki tanggungan besar (anak/keluarga)
- Tidak memiliki sumber penghasilan tambahan
- Tidak memiliki aset memadai
Namun, jika satpam tersebut memiliki penghasilan cukup, tabungan, atau fasilitas dari perusahaan yang mencukupi hidupnya, maka ia tidak termasuk mustahik (penerima zakat), walaupun profesinya sering diasosiasikan sebagai pekerjaan dengan gaji tidak terlalu tinggi.
Dengan demikian, penentuan kelayakan penerimaan zakat harus didasarkan pada kondisi finansial dan bukan status pekerjaan semata.
Arahkan Zakat Anda untuk Pemberdayaan Umat
Zakat selain sebagai kewajiban ibadah, juga menjadi investasi jangka panjang untuk peradaban. Penyaluran zakat melalui lembaga yang terpercaya memastikan bantuan tepat sasaran dan dikelola secara profesional, transparan, serta sesuai syariat.
Bagi Anda warga Bekasi dan sekitarnya yang ingin menunaikan zakat sambil mendukung program pemberdayaan fakir miskin, Anda dapat mengenal lebih dekat layanan kemanusiaan dan program sosial dari Rumah Zakat Bekasi.
Lembaga ini hadir membantu masyarakat menyalurkan zakat dengan aman, terpercaya, dan berdampak langsung bagi keluarga kurang mampu di wilayah Bekasi. []



























