JURNALSECURITY | Di tengah pandemi Covid-19 ini banyak penghargaan diberikan kepada tenaga medis (dokter dan perawat). Namun banyak orang-orang yang lupa bahwa para satpam sangat berperan dalam menjaga fasilitas perusahaan dalam kondisi pandemi ini. Bukankah mereka yang menjaga di pintu masuk, dan sekarang bertambah lagi tugasnya untuk mengukur suhu badan orang yang masuk atau mengecek ijin masuk yang dikeluarkan perusahaan terkait kondisi medis yang bersangkutan (medical clearance).
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti ini, banyak perusahaan yang kehilangan pemasukannya, sehingga terpaksa mengistirahatkan karyawan-karyawannya, termasuk di antaranya para satpam. Hal ini sungguh bukan kondisi yang kita ingin lihat sebagai sesama insan security. Namun kondisi usaha yang buruk memang sulit dilawan. Di sisi lain, mungkin banyak perusahaan yang mengalami blessing in disguise, yaitu ternyata perusahaannya bisa beroperasi secara lebih efisien, dan memutuskan tetap untuk tetap menerapkan Work from Home (WFH) untuk beberapa karyawannya, bahkan setelah pandemi berakhir.
Dalam kondisi seperti ini, apa yang bisa dilakukan oleh satpam dan insan security lainnya? Beberapa waktu lalu Pak Tito Karnavian yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Kapolri menekankan pentingnya mengikuti pendidikan dan pelatihan lanjutan. Saat ini seperti kita ketahui ada tiga tingkat pelatihan yang dibawah paying Polri yaitu Gada Pratama, Gada Madya, dan Gada Utama. Polri sudah bekerja cukup keras untuk memastikan bahwa para satpam di lapangan patuh terhadap aturan ini. Sidak juga banyak dilakukan oleh Polri untuk “menangkap” satpam yang belum lulus Gada Pratama.
Sebenarnya ada dua sisi hal yang diperjuangkan bersama2 oleh Polri dan insan security Indonesia. Yang pertama adalah tingkat pendidikan/kompetensi satpam di Indonesia, dan juga tingkat kompensasi sebagai penghargaan akan profesi. Walaupun mungkin tidak imbang, tapi coba kita lihat gaji satpam di Singapore. Satpam di Singapore mendapatkan gaji bulanan sekitar SGD1850 (Sekitar IDR 18,809 juta). DI Indonesia, satpam biasanya mendapatkan gaji sesuai UMR, apabila kita mengambil UMR Jakarta sebagai referensi maka gaji satpam adalah Rp 4.276.349.
Untuk membandingkan kedua gaji tersebut secara sederhana, saya menggunakan metode harga Big Mac. Dan harga satu Big Mac di Singapore adalah sekitar SGD5.75 sedangkan di Indonesia adalah Rp 35.000. Gaji satu bulan satpam di Singapore bisa membeli 321.739 burger, sedangkan di Indonesia gaji satu bulan satpam bisa membeli 122.18 burger. Walaupun metode ini mengandung banyak kelemahan, ini menunjukkan purchasing power satpam Indonesia memang jauh lebih rendah daripada rekannya di Singapore.
Ditinjau dari sisi kompensasi sudah jelas satpam Indonesia masih mendapatkan gaji yang jauh dari rekannya di Singapore, bagaimana dengan kompetensi? Saya tidak memiliki data akurat mengenai kompetensi satpam di Singapore, namun sejak tahun 2016 kementerian dalam negeri Singapore bekerjasama dengan beberapa institusi membangun sebuah kerangka keahlian (skill framework). Kerangka ini dibangun bukan hanya untuk security, tapi juga untuk sektor2 yang lain.
Apabila ditengok ke dalam kerangka yang disyaratkan untuk seorang security guard, ada beberapa hal yang menarik perhatian saya yaitu control management, alarm management, robotic and automation application walaupun masih dalam tingkat dasar. Ini bisa dikontraskan dengan kurikulum Gada Pratama Indonesia yang tidak menyinggung masalah teknologi sama sekali.
Di tahun 2019, Singapore juga telah memulai penerapan outcome-based security contract (OBC) yang sangat berorientasi ke masa depan, di mana pada persyaratan tender security, perhitungan bukan didasarkan pada berapa banyak tenaga kerja yang digunakan, tapi lebih kepada apakah perusahaan BUJP mampu untuk memecahkan masalah pelanggan dengan lebih kreatif didukung dengan penggunaan teknologi security. Penerapan kontrak jenis ini memang masih baru, tapi bukan tidak mungkin akan diterapkan secara luas (termasuk di Indonesia) oleh perusahaan2 internasional yang banyak bermarkas di Singapore, karena mereka juga menginginkan efisiensi biaya yang lebih baik. Ekses negative dari penerapan jenis ini adalah tenaga kerja yang tidak mampu beradaptasi, menjadi terdorong keluar dari industry security.
Pandemi Covid-19 ini mendorong dunia usaha untuk menggunakan banyak sekali dukungan teknologi untuk pengukuran suhu tubuh dan menjaga physical distancing. Departemen security sudah pasti menjadi bagian yang penting dalam hal ini, tapi apakah jumlah satpam yang digunakan akan tetap pada tingkat yang sama? Berdasarkan perbincangan saya dengan beberapa rekan BUJP, mungkin sekali tidak. Untuk itu saya kira semua pemangku kepentingan di industry security perlu mulai mempersiapkan diri untuk:
- Mempersiapkan skema kompetensi minimal untuk tenaga security
- Mempersiapkan pelatihan2 yang relevan untuk industry security yang menekankan kompetensi industrial security, yang dikaitkan dengan skema kompetensi. Hal ini termasuk juga memperkenalkan satpam kepada penggunaan teknologi karena ke depan penggunaan teknologi secara intensif dan mungkin juga ekstensif, tidak bisa dihindari lagi.
- Mempersiapkan kompensasi minimal untuk tenaga security untuk masing2 tingkat kompetensi
- Mempersiapkan jalan keluar bagi rekan2 security yang memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam “lingkungan baru” ini
Diharapkan dengan ini, ke depan tenaga security di Indonesia juga memiliki kompetensi yang mumpuni dan sekaligus kompensasi yang baik. Jalan masih panjang dan akan berat, tetapi ada pepatah “A journey of a thousand miles must begin with a single step”/”Perjalanan ribuan mil harus dimulai dari satu langkah pertama”. Saya yakin ini bukan ide yang baru di Indonesia, tapi kondisi pandemi ini mungkin bisa menjadi pemicu bagi seluruh insan security untuk mulai bergerak menuju masa depan yang lebih baik.
Referensi:
- Skill Framework for Security: https://www.skillsfuture.sg/skills-framework/security
- Security Guard Salaries in Singapore: https://sg.indeed.com/salaries/security-guard-Salaries
- Mc Donalds’ Indonesia: https://mcdonalds.co.id/menu/big-mac
- Mc Donald’s Singapore: https://www.mcdonalds.com.sg/food-menu/big-mac/
- Disahkan, Berikut Rincian UMP dan UMK 2020 di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur: https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/22/191520565/disahkan-berikut-rincian-ump-dan-umk-2020-di-dki-jakarta-jawa-barat-jawa
- Big Mac Index: https://www.statista.com/statistics/274326/big-mac-index-global-prices-for-a-big-mac/
Tentang Penulis:
Andreas Immanuel Mulianto, PMP, PSP, CCTP, CSMP, M.ISMI adalah Managing Director dari PT Heiland Andalan Indonesia, sebuah lembaga pelatihan dan konsultasi security. Andreas adalah seorang profesional yang berpengalaman lebih dari 25 tahun dalam industry IT dan security, dan pernah memegang proyek2 besar di bidang IT dan security di perusahaan migas terbesar di Indonesia. Andreas pernah belajar mengenai security management di Oxford, United Kingdom, dan memegang beberapa Sertifikasi professional di bidang manajemen proyek, Physical Security, Counter Terrorism, Security Management dan juga sebagai Master Trainer dari BNSP. Dalam dunia industrial security, Andreas adalah anggota CPSC Board (Certified Physical Security Consultant) di Singapore, pengajar pada program CCTP (Certified Counter Terrorism Practitioner), anggota pada International Security Management Institute (United Kingdom) dan pengajar pada program Gada Utama.