JURNALSECURITY| Jakarta–Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menolak tuduhan mempolitisasi serta seruan internasionalisasi pengelolaan ibadah haji. Saudi sangat senang menyambut lebih dari 2 juta Muslim dari berbagai penjuru dunia yang bersiap menunaikan ibadah haji tahun ini serta siap memberikan perlindungan keamanan bagi mereka.
Siaran pers Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Jakarta, Rabu (23/8), menyatakan, setiap tahun Riyadh menandatangani nota kesepahaman dengan 70 negara guna menjamin keamanan serta keselamatan para jamaah haji. Hal serupa diterapkan pada jamaah asal Qatar – sesama negara Teluk yang diisolasi diplomatik total oleh Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, serta Mesir sejak 5 Juni lalu atas tuduhan menyokong ekstremisme. Qatar menolak tuduhan tersebut.
Sebelumnya Qatar cemas keselamatan jamaah negaranya. Kecemasan ini didasarkan pada ‘’pengetatan lebih intensif” oleh Saudi serta krisis diplomatk yang masih berlangsung. ‘’Pemerintah takut jamaah haji mengalami gangguan selama berhaji,” pernyataan Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam Qatar sebagaimana dilansir AFP, Selasa (22/8) malam.
Isolasi diplomatik terhadap pemerintah Doha membuahkan penutupan perbatasan darat Qatar menuju lima negara lain di Teluk. Penutupan ini berdampak jamaah asal Qatar tidak bisa melakukan perjalanan haji via darat menuju Saudi. Pekan lalu, Raja Saudi Salman memerintahkan perbatasan Salwa dibuka selama musim haji tahun ini, sehingga jamaah asal Qatar bisa melakukan perjalanan haji via darat.
Raja Salman juga menanggung biaya pengangkutan jamaah asal Qatar via udara dengan maskapai Saudi Arabian Airlines. Maskapai ini telah mengalokasikan tujuh pesawat untuk mengangkut jamaah asal Qatar. Doha tetap protes mengingat sebelumnya Saudi menyatakan perjalanan via udara tersebut ditangani sejumlah maskapai yang disetujui Riyadh, tetapi kemudian menjadi monopoli Saudi Arabian Airlines.
Meski demikian, Qatar membantah telah melarang pesawat Saudi mendarat di Doha guna mengangkut calon jamaah haji mereka, Minggu (20/8). Menurut Qatar, permohonan izin pendaratan yang dilayangkan Saudi Arabian Airlines beberapa hari sebelumnya ke Doha dialamatkan ke kementerian yang salah.
Qatar sebelumnya juga menuduh Saudi telah mempolitisasi ibadah haji karena mengaitkannya dengan isu politik diplomasi. Doha juga berang karena Saudi tidak menggaransi keselamatan jamaahnya. Qatar pun sempat melontarkan usulan internasionalisasi manajemen ibadah haji.
Namun, pernyataan Kedubes Saudi di Jakarta kemarin menegaskan, internasionalisasi manajemen ibadah haji senada dengan ‘’tantangan perang bagi Saudi – pelayan Kota Suci Mekkah dan Madinah.
Saudi tetap menolak segala tindakan mengalihkan syiar ibadah demi kepentingan politik maupun perbedaan paham. Segala tindakan yang berpotensi mengganggu ketenangan umat menjalankan ibadah haji tidak akan ditoleransi, terlebih yang membahayakan nyawa serta mengalihkan tujuan utama ibadah haji. Saudi menjanjikan pengerahan seluruh potensi guna memastikan sarana, kenyamanan, dan kemudahan umat Muslim menunaikan ibadah haji. [FR]