JURNALSECURITY.com| Telumeranti–Tindakan berutal penjaga keamanan atau Satpam PT Selaras Abadi Utama (SAU), yang merupakan perusahaan pemasok bahan baku kertas dan bubur kertas berupa kayu akasia ke PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) anak perusahaan dari Asia Pasific Resources International Holdings (APRIL) Grup pada saat terjadinya unjuk rasa pada Kamis (18/5/2017) dilaporkan oleh masyarakat ke Polsek Teluk Meranti.
H Muslim AR sebagai Kordinator Lapangan (Korlap) mengatakan, unjuk rasa yang kami laksanakan di Pos Security PT SAU di Desa Teluk Binjai merupakan luapan kekecewaan kami kepada PT SAU yang tidak mau menyelesaikan kesepakatan sejak tahun 2005 melalui MoU pihak perusahaan dengan koperasi masyarakat, dari Rp. 1.5 Milyar fee kayu dari lahan kerjasama hingga kini hanya terlaksana Rp885 Juta.
Diwaktu yang sama, Bahari Kordinator Kecamatan (Korcam) Ormas Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR) yang juga merupakan warga Desa Teluk Binjai menyampaikan bahwa penjaga Security PT SAU, saat aksi damai menyemprot kami dengan mengunakan cairan.
Ada sekitar 36 orang masyarakat yang unjuk rasa kena semprotan tersebut, tapi yang paling parah ada 6 orang yang sampai tidak bisa melihat karena merasakan perih dan panas di mata dan kulit muka.
“Selain mengunakan semprotan itu mereka (security) juga mengunakan pentungan dan tameng untuk membubarkan kami, selain yang kesakitan pada mata ada juga teman kami yang luka-luka kakinya karena di injak pakai sepatu oleh security itu,” ungkapnya dikutip riaueditor.com.
Menurut Bahari, terkait kasus ini kami sudah membuat laporan resmi ke Polsek Teluk meranti, surat tanda penerimaan laporan Nomor POL: STPL /01/V/2017 Tanggal 18 Mei 2017 jam 21.00 WIB.
“Laporan itu atas nama Sarwoko (34) warga Desa Teluk Binjai yang menjadi korban kena semprotan yang di gunakan security itu. Kami mendesak agar PT SAU memberhentikan semua security yang terlibat dalam tindakan kekerasan itu dan meminta kepada Polres Pelalawan agar menindak secara hukum kepada pelaku penganiayaan dan kepada pihak PT SAU,” kata Bahari. [FR]