JURNALSECURITY.com| California – Perusahaan yang bergerak di bidang internet dan keamanan komputer, Symantec, pada hari Senin (10/04) merilis sebuah pernyataan terkait dokumen WikiLeaks edisi “Vault 7” yang dibocorkan dari CIA. Menurut Symantec, berbagai metode dan protokol yang diuraikani dalam dokumen tersebut sesuai dan konsisten dengan pola serangan-serangan siber yang mereka lacak selama bertahun-tahun.
Symantec mengatakan sekarang mereka percaya bahwa alat peretas Fluxwire merupakan sebuah malware, yaitu semacam software perusak yang disisipkan yang dikenal sebagai Corentry. Sebelumnya, Symantec mengaitkan Corentry ini ke sebuah kelompok spionase-siber bernama Longhorn. Longhorn inilah yang diduga kuat adalah CIA.
Perusahaan siber yang berbasis di California ini menyebut Longhorn sudah mulai aktif sejak 2011 dan bertanggung jawab atas serangan-serangan terhadap sedikitnya 16 negara di seluruh dunia. Yang disasar adalah pemerintah, LSM-LSM, termasuk lembaga keuangan, energi, dan perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi SDA. Bidang-bidang yang dijadikan target serangan ini secara umum merupakan bagian dari kepentingan nasional suatu negara.
Sementara WikiLeaks sendiri relatif tidak banyak membocorkan bagian-bagian tertentu secara detil, namun WikiLeaks terus berbagi “data-data sensitif” ke perusahaan-perusahaan. Sehingga mereka bisa saling check’n re-check sebelum dokumen-dokumen tersebut dibuka ke masyarakat luas. Dan ternyata, kemampuan perusahaan keamanan-siber seperti Symantec untuk mengungkap keterlibatan CIA dalam operasi-operasi rahasia di dunia siber bisa diandalkan. [FR]