JURNALSECURITY | NTT – Yohanes Marseli, Satpam SMK Mathilda Maumere dipecat sepihak oleh pengurus Yayasan Abraham.
Ironisnya, pemecatan sepihak dirinya itu melalui pesan Whatsapp. Bahkan, kini Yohanes tidak lagi diakui sebagai pegawai di yayasan tersebut.
Yohanes sendiri sudah empat tahun mengabdikan dirinya sebagai Satpam di SMK Mathilda Maumere. Ia mendapat gaji sebesar Rp 1,1 juta di tahun pertama dan kedua. Lalu pada tahun ketiga dan keempat ia mendapat gaji sebesar Rp 1,4 juta.
Pemecatan non administratif terhadap Yohanes Marseli terjadi pada Mei 2022. Namun setelah satu tahun berlalu, hak-haknya sebagai profesi Satpam justru tidak dibayar oleh Yayasan Abraham.
“Tanggal 15, 16, 17 Mei 2022 saya sakit, lalu minta izin dan diberikan izin. Pas tanggal 16 Mei, masa izin hari kedua, saya diberhentikan via WhatsApp,” kata Yohanes Marseli usai menghadiri rapat dengar pendapat antara DPRD Sikka dan Disnakertrans Kabupaten Sikka, pada Jumat (19/5/2023).
Yohanes mendaku, sudah melaporkan persoalan ini kepada Dinas Ketenagakerjaan dan Teansmigrasi Kabupaten Sikka dan sudah dimediasi
“Namun hingga saat ini belum ada hasil,” keluhnya.
Sementara itu Fransiskus Xaverius Lameng dari Yayasan Abraham menanggapi permasalahan yang melilit Yohanes Marseli.
“Itu sesuatu yang lucu dan memalukan. Kita mau tanggapi untuk apa?” tanyanya kepada wartawan.
Bakal calon anggota DPR RI dari PKB itu justru meminta Yohanes Marseli menunjukkan dokumen SK pengangkatan sebagai bukti kepegawaian di bawah naungan Yayasan Abraham.
“Orang tidak ada SK, saya tidak kenal dan saya tidak tahu menahu,” kilahnya.[lian]