JURNAL SECURITY | Pasti Anda pernah dengar tentang Praktisi Satpam? Namun belum tahu sebenarnya apa itu “Praktisi Satpam”, selanjutnya akan saya beda berdasarkan manfaatnya bukan hanya penampakan biar terlihat kreen di mata pelaku Satpam lainnya. Tentunya hal ini akan saya sesuaikan dengan Golden Circle untuk kepentingan Satpam.
Saya pelajari, beberapa komunitas Satpam mengaku bahwa dia adalah “Praktisi Satpam” itu sih ngak ada yang salah, memang pekerjaannya sebagai Satpam namun yang perlu digaris bawahi tentang kemanfaatan dalam menjalankan fungsional atau peran dalam mengembangkan Satpam Indonesia baik secara teknis maupun non teknis.
Objek Utama Praktisi Satpam:
Siapa yang dikatakan “Praktisi Satpam” ini menjadi catatan semua bahwa praktisi Satpam ini bagian golongan seseorang yang terlibat atau berkecimpungan terhadap Satpam Indonesia. Yang mana bukan rahasia umum lagi, bahwa praktisi Satpam saat-saat ini menjadi pekerjaan yang menjanjikan terutama dalam dunia bisnis Satpam.
Mari kita bedah, siapakah orang yang menjadi “Praktisi Satpam”? Intinya semua orang yang pekerjaan berhubungan dengan Satpam dan dari mana saja asal-usulnya “dari devisi lain dipindahkan untuk bertanggung jawab terhadap Satpam, pensiunan dari badan atau Instansi POLRI dan TNI, para pengusaha yang menanam modal ke bisnis Satpam, pelaku Satpam karir, dari akademisi, dari profesi lain, dan lain sebagainya.
Diluar dari penjelasan diatas, praktisi Satpam harus mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang Satpam, jangan asal memimpin belum memahami tentang kebijakan atau regulasi Satpam, operasional Satpam, dan secara teknis Satpam itu sendiri. Karena praktisi Satpam terlihat mudah, bagi sesorang yang sudah menjiwai dalam siklus persatpaman Indonesia.
Jangan sok-sok-an atau terlihat Bisa? Terhadap semuanya tentang Satpam, karena ilmu Satpam itu sangat luas dan tidak terbatas dengan apa yang sudah diketahui dan dipahami oleh praktisi Satpam tersebut. Mungkin dia Ahli bidang A namun belum tentu ahli bidang B. Artinya jangan paksakan semuanya ahli apalagi hanya mengaku-mengaku bahwa kita “Praktisi Satpam”?
Pesan moralnya adalah posisikan diri masing-masing “Praktisi Satpam” saling melengkapi bukan terlihat pintar seolah-olah menguasai semua karena masih banyak yang ahli diatasnya ahli “tidak memahami semuanya juga”. Ini bukan karena hanya lamanya menjadi Satpam atau pengalaman banyak tapi ada etika yang perlu ditunjukan bahwa Anda sebetulnya masih belajar juga.
Berbicara Kenapa Penting diabahas Praktisi Satpam?
Siapapun yang bertanggung jawab dalam dunia Satpam harus memahami 3 hal ini dalam teori saya sendiri yang pernah saya tulis diartikel sebelumnya “Komplekitas, kualitas dan Integritas” dalam penjelasan ini tentu akan saya hubungkan juga dengan mengapa ada praktisi Satpam dan apa keuntunganya bagi Satap masa akan datang?
Kompleksitas terhadap biaya, bagaimana peran praktisi Satpam dalam menentukan persaingan harga Satpam, biaya koordinasi atau sumbangan lain di beberapa kegiatan Satpam lainnya. Ini menjadi fenomena belum ada solusinya karena dibalik itu semua ada iming-iming bisnis yang akan di tonjolkan didepan layak umum.
Kalau mengikuti tender indikasinya harga mau serendah-rendahnya karena harapannya menang tender tersebut sedangkan kalau ada donasi atau sumbangan berlomba-lomba untuk memberikan setinggi-tingginya karena akan menujukan brand perusahaannya masing-masing. Ini yang merasa saja, benar atau tidaknya coba tanyakan kepada pelaku Satpam itu sendiri?
Dari sisi lain bagaimana dengan regulasi tentang Satpam baik dengan KTA atau teknis hal lainnya, masih banyak yang sangat kompleksitas yang perlu di pikirkan oleh praktisi Satpam terutama asosiasi, sehingga berdampak yang berkelanjutan persatpaman modern yang persaingan secara profesional baik secara individu maupun dalam organisasi tertentu.
Bagaimana dengan kualitas dan integritas dari gambaran diatas, apakah sudah mencerminkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan Satpam Indonesia. Apakah masih ada yang bermain sebelah untuk kepentingam bisnis, sehingga Satpam kurang diperhatikan seperti contoh karena harga murah seragam Satpam kurang perhatian terlihat “kusam” karena sudah lama tidak diganti.
Jadi proses menjadi Praktisi Satpam harus mempunyai ke-3 nilai ini untuk membangun dan meningkatkan Satpam lebih profesional terutama profesi yang membanggakan. Mencari solusi dan melawan “Kompleksitas”, meningkatkan “Kualitas” diri baik secara tim, indvidu maupun kelompok dan mempunyai “Integritas” yang berhubungan dengan tahu diri dan tahu malu terhadap perbuatan dan tindakan praktisi Satpam tersebut?
Itulah sekilas azas kemanfaatan Praktisi Satpam yang harus diperjuangkan tidak hanya ilmu pengalaman dan pengetahuan namun bisa berdampak positif untuk Satpam Indonesia serta semua pihak yang berada di dalamnya?[]