JURNALSECURITY | NTT — Sejak menikah pada tahun 2006 silam, anggota Polda NTT, Aipda Yunus mendirikan rumah yang saat ini sudah dijadikan panti asuhan.
Menurut yunus saat mendirikan rumahnya, ekonomi keluarganya pun pas-pasan. Namun ada beberapa anak yang serba berkekurangan datang dan ingin tinggal dengan mereka.
Ia awalnya mengaminkan permintaan anak-anak itu, namun pada tahun 2012, dirinya mulai kewalahan karena jumlah anak-anak sudah bertambah menjadi 19 orang.
Kondisi ini membuatnya sempat berselisih paham dengan keluarganya sendiri. Akan tetapi tekadnya untuk mengabdi dan berkarya untuk orang lain yang serba berkekurangan sudah bulat. Pasalnya, ia mempunyai 19 anak yang semuanya sekolah, dan dua orang yang kuliah.
“Itu jujur saya mulai kewalahan akhirnya saya berpikir untuk mencari pekerjaan sampingan sehingga bisa menafkahi anak-anak ini,” jelasnya.
Niatnya itu, rupanya dikabulkan Tuhan sehingga ia diterima sebagai satpam di Lippo Plaza sebagai Chief Security,” kata Aipda Yunus
Walaupun sudah mendapat pekerjaan baru, tapi belum mampu menopang ekonomi karena saat itu jumlah anak-anak yang semakin bertambah yang hidup dari gajinya sendiri.
Pada tahun 2016, dirinya pun sempat berpikir untuk menempatkan anak-anak itu di panti lain yang terbilang sudah layak. Karena kondisi ekonomi saat itu yang dirasakannya sangatlah berat.
Namun, dirinya mulai mencari jalan keluar dengan mengurus adminstrasi untuk mendirikan panti, sehingga ada perhatian dari pemerintah setempat.
Pada tahun 2017, Akta Notaris Panti pun dikeluarkan sehingga tahun itu pun Panti Asuhan yang dinamainya ‘Generasi Pengubah’ disahkan.
Atas dedikasinya tersebut, Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma mengatakan Aipda Yunus Laba layak mengikuti sekolah inspektur polisi atau SIP tahun 2023.
Pasalnya, Yunus sudah terbukti melayani masyarakat dengan membangun Panti Asuhan dan mengangkat citra Polri. Selain itu, Yunus rela nyambi atau mencari pekerjaan lain dengan menjadi seorang petugas keamanan alias satpam.[lian]