JURNAL SECURITY | Jakarta–Satpam itu sama halnya seperti selebriti yang tampil diatas panggung dan dilihat banyak orang khususnya dilingkungan kerja, hal yang paling mendasar coba perhatikan Satpam yang bertugas pada saat pengaturan lalu lintas (Lalin), melaksanakan pemeriksaan kendaraan (Rikran) di akses pintu masuk dan lobby utama memberikan pelayanan (Service Excellence), pemeriksaan tas (Riktas), dan tempat tugas lainnya.
Pandangan masyarakat umum secara otomatis akan melihat secara fisik dari kehadiran Satpam ditempat kerja yang mendasar diatas, oleh sebab itu sikap yang menjadi prioritas diperhatikan oleh customer adalah “bagaimana keberadaan Satpam di lingkungan kerja selain fisik” seperti Satpam saat berdiri, saat duduk, saat berjalan, dan saat melaksanakan kegiatan rutin ya anggap saja “Tupoksiran (Tugas, Pokok, Fungsi, dan Peranan Satpam) dan Turjawali (Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli)”.
Bagi petugas Satpam maupun praktisi Satpam atau semua yang semua pihak, sepertinya biasa saja tapi hal yang biasa ini bisa berdampak negatif terhadap penilaian masyarakat umum atau klien, karena pada prinsipnya Satpam itu tidak diminta “membuat meja dan kursi” cukup stand by atau berada di plotting/ tempat kerja sesui pemberian tugas oleh komandan regu-nya masing-masing. Karena dia anggap biasa, kesadaranya kurang maksimal bahwa semua orang mengawasi dan melihat Satpam yang bertugas.