JURNAL SECURITY | Jakarta–Di tengah perkembangan teknologi pengamanan yang semakin canggih dan terpercaya, begitu juga dengan tindakan kriminal terus meningkatkan yang terus menghantui semua pihak yang berkecimpung dalam dunia persatpaman Indonesia.
Persaingan di dunia persatpaman semakin sengit juga, sehingga penting juga men-disegn konsep yang sesuai dengan kebutuhan sistem pengamanan dalam berbagai macam segmentasi keamanan seperti di public sctor, apartment, hotel, mall and retail, maining, energy resources, manufacturing, dan lain sebagainya.
Karakter pengamanan yang berbeda membutuhkan inovasi dengan menggabungkan semua sitem manajemen yang terlibat terutama mulai tim human resources (recruriutment dan training, pengembangan sumber daya Satpam, motivasi, promosi dan evaluasi kinerja). Dari sisi lain harus didukung finansial yang kuat, operational Satpam yang tangguh menguasai teknis dan non teknis lainnya.
Konsep integrasi sistem manajemen pengamanan modern biasanya melibatkan penggabungan berbagai teknologi dan strategi untuk menciptakan solusi pengamanan yang komprehensif dan efisien. Kefektifan integrasi dengan sistem perlu menempatkan peralatan dan perlengkapan pengamanan berdasarkan hasil Security Risk Assessment.
Ini dapat mencakup segala hal dari sistem pengawasan CCTV, kontrol akses, deteksi intrusi, hingga manajemen keamanan fisik dan cyber. Selain itu juga sebagai mitigasi risiko dalam beberapa kemungkinan atau potensi kejadian dilingkungan kerja yang berhubungan dengan perilaku kejahatan.
Salah satu aspek penting dari sistem pengamanan modern adalah kemampuan untuk terintegrasi dan berkomunikasi dengan sistem lain. Dalam hal ini pada sumber daya Satpam bisa memanfaatkan antara monitoring CCTV dengan kegiatan dilapangan yang sedang menjalankan tugas dan pekerjaan, kemudian hasilnya membuat laporan kegiatan Satpam secara berkala.
Contoh lain dari sistem yang terintegrasi adalah “sistem alarm kebakaran dapat terhubung ke sistem pengawasan CCTV, memungkinkan Satpam untuk langsung melihat area yang terkena dampak saat alarm kebakaran berbunyi.
Integrasi juga memungkinkan otomatisasi dan respon cepat terhadap ancaman.
Seperti, jika sistem deteksi gerakan mengidentifikasi aktivitas mencurigakan, sistem dapat secara otomatis mengunci pintu atau memicu alarm untuk memberikan kode atau isyarat yang mendukung personil Satpam lebih cepat memberikan respon ketitik kejadian.
Beberapa pendekatan konsep yang terintegrasi serta menjadi “Budaya Manajemen Satpam” dalam mengimplementasikam dari sebuah konsep pengamanan tersebut:
1. Security Risk Assessment:
Sebelum penerapan konsep yang terintegrasi sebaiknya melakukan penilaian risiko keamanan secara detail dan menyeluruh, sehingga mengetahui kelemahan dan kekuatan yang berada dilingkungan kerja baik itu secara teknologi atau non teknologi. Oleh sebab itu, sistem keamanan mendapatkan rekomendasi dari setiap penilaian risiko keamanan yang dilakukan.
Bagian penting dari konsep dan sistem manajemen pengamanan berasal dari penilaian risiko secara berkala, karena situasi pengamanan sangat dinamis dan mudah terbaca oleh pelaku tindakan kejahatan tentunya memerlukan analisa yang signifikan. Penyedia atau pengguna jasa Satpam bisa berkolaborasi terhadap hasil analisa dan penilaian risiko terutama dari saran dan rekomendasi.
Berdasarkan pengalaman hasil penilaian risiko terkadang hanya buat alat untuk audit atau kepentingan dolumen lainnya, untuk eksekusinya banyak pertimbangan seperti efisiensi dan tidak tersedia budget untuk perbaikan sistem integrasi tersebut.
Jadi rekomendasi sistem pengamanan sia-sia dan hanya tertulis dan tersimpan di folder laptop, berbicara keamanan tidak ada yang mahal karena jika sudah ada kejadian, risiko lebih mahal dari rekomendasi yang diberikan.
2. Standard Operational Procedure (SOP) :
Prosedur kerja adalah sekumpulan intruksi kerja yang akan diterapkan oleh semua Satpam ditempat kerjanya masing-masing, setiap kegiatan Satpam yang saling berhubungan baik teknis maupun non teknis prosedur kerja wajib dibuatkan dan dilaksanakan sesuai perannya atau sesuai dengan jabatan Satpam.
Dalam implementasi SOP (Standard Operational Procedure) banyak Gap atau celah yang perlu di improvement atau perbaikan terutama dari hasil rekomendasi penilaian risiko keamanan dari kemungkinan atau potensi ancaman nyata sehingga bisa menganggu operasional. Tentunya menjadi fokus pengawasan dan evaluasi dari kegiatan Satpam diarea kerjanya.
Sebagai alat pengendali dan doktrinisasi Satpam untuk mencegah tindakan pelaku kejahatan, jadi prosedur kerja harus dipatuhi, dijunjung tinggi, dan dijalankan secara bersama-sama dilingkungan kerjanya masing-masing. SOP bisa dimodifikasi atau digabungkan dengan konsep dan sistem yang akan diterapkan yang sesuai dengan tempat kerja.
Ada pepatah “bahwa prinsipnya SOP tuliskan apa yang sudah dikerjakan dan setiap yang sudah dikerjakan ditulis” intinya Satpam harus mencatat hal sekecil apapun yang terjadi dilingkungan kerja. Sisi lain, bisa berubah atau disegn ulang bila menganalisasi dari hasil penilaian risiko kemanan.
3. Sumber Daya Satpam :
Sumber daya Satpam merupakan komponen utama dalam membuat konsep dan sistem integrasi, sebab secanggih apapun sistem keamanan atau sehebat apapun kegiatan manajemen perusahaannya, jika tidak di dukung dengan Satpam yang berkualitas maka yang akan terjadi adalah “konsep dan sistemnya sia-sia” tidak berfungsi semestinya.
Berbicara tentang kualitas sumber daya Satpam, sudah tentu bagaimana pihak penyedia jasa Satpam mempunyai program pelatihan dan pembinaan secara konsisten dan berkelanjutan, sesuai dengan kualifikasi pendidikan atau pelatihan Satpam seperti Gada Pratama (Anggota Satpam), Gada Madya (Komanda Regu atau supervisor) dan Gada Utama (Management Satpam).
Tidak hanya pelatihan dasar, namun harus diberikan pembekalan tehcnical skill yang mendalam berdasarkam area kerjanya masing-masing seperti Hospitals, Banking, Maining, dan area kerja lainnya. Tentu mempunyai kemampuan yang berbeda, sehingga secara teknis Satpam sudah siap bekerja bukan orientasi dan baru belajar diarea kerja tersebut, ini menjadi tantangan bagi penyedia jasa Satpam.
4. Suntanability Training and Development :
Indikator penting dalam keberlangsungan dalam pelatihan, bagaimana penyedia jasa Satpam mempersiapkan tenaga pengajar atau instructor sebagai tenaga ahli dalam memberikan pelatihan kepada angota Satpam sampai dengan level managerial. Tentu memiliki pengalaman dan jam terbang serta mempunyai sertifikasi training sesuai dengan kompetensi Satpam.
Selain instructor dan sertifikasi ada hal yang perlu dipersiapkan dengan profesional seperti tempat pelatihan, material atau modul pelatihan, perencanaan pelatihan dan pengembangan sumber daya Satpam lainnya. Pendekatan lain hasil implementasi harus berdampak terhadap kinerja Satpam yang berada di area kerjanya masing-masing.
Ada hal perlu dikembangkan kembali dalam dunia pelatihan yakni “pelatihan berbasis e-learning” karena zaman sudah melek teknologi, tatap muka tetap dan e-learning pelatihan yang kombinasi untuk bisnis perusahaan Satpam jangka panjang. Pelatihan yang pleksibel dan diakses dimanapun dan kapanpun bisa meningkatkan kemampuan dan pengetahuan secara berkesinambungan.
5. Eksternal Koordinasi :
Peran ini tentu sangat mempengaruhi juga operasional Satpam baik kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan sampai dengan tahunan. Artinya semua kegiatan Satpam membutuhkan koordinasi kepada semua pihak terkait terutama rencana pengamanan natal, tahun baru, kegiatan internal perusahaan, libur nasional, libur keagamaan, bencana alam, kejadian atau peristiwa yang luar biasa, dan lain sebagainya.
Ingat !!! Satpam tidak berdiri sendiri, terutama kesadaran level komandan Satpam sampai dengan pemilik atau penyedia jasa Satpam, terutama menghadapi kondisi kebakaran gedung, keributan masal, ancaman nyata dari organisasi masyarakat sekitar, penangkapan pelaku tindakan pencurian dilingkungan kerja.
Secara otomatis pasti memerlukan bantuan dan komunikasi untuk menyelesaikan permasalahan yang disampaikan diatas, adapun pihak bisa berhubungan langsung seperti dinas pemadam kebakaran, ambulance, pihak kesehatan, rumah sakit, babinsa, binmas, organisasi masyarakat, karang taruna, RT/RW, pemerintah setempat, badan penanggulangan bencana, dan lain sebagainya.
6. Strong Leadership “Satpam” :
Fokus kepada pimpinan Satpam agar mampu menjalankan fungsi manajemen yang meliputi kegiatan dari “Human Resources” seperti menempatkan pengawas Satpam yang bisa dihandalkan dan mempunyai keilmuan yang mumpuni, memilih sumber daya Satpam yang sesuai dengan karakterisitik lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.
Pendukung lain, memanfaatkan semua tim atau management support yang mampu mengendalikan terhadap semua kegiatan Satpam, berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Seperti peran recruitment, pelatihan, tim audit, tim pengawasan, supervisor dan manager Satpam, kolsultan Satpam, financial support, administasi Satpam, inspeksi, eksternal, dan lain sebagainya.
Penting juga “Reaward dan Funisment” sebagai motivasi yang melekat dan memikat terhadap Satpam selain memberikan hadiah seimbang juga dengan tindakan atau hukuman bagi Satpam yang melakukan pelanggaran. Pengawasan yang bertingkat dan berjenjang, untuk menghindari penyimpangan dan kelalaian yang disebabkan oleh Satpam.
7. Compliance dan Polcy :
Bagian konsep dan sistem yang terpadu untuk mendongkrak persaingan dari kompetitor dengan bisnis yang sama “Satpam”. Kenapa regulasi ini penting dibahas, karena nanti berhubungam juga dengan penyajian konsep dan sistem yang akan disampaikan kepada beberap calon pengguna jasa Satpam secara komprehensif yang tujuannya memikat atau mengambil hati pengguna jasa dan menang tender Satpam.
Terkadang menghadapi fenomena-fonema yang membutuhkan perjuangan dari persaingan yang melakukan “salam tempel, amplop bawah meja dan rekening berdering” ini hanya analisa saja. Untuk membangun dan meningkatkan profesionalitas dalam mengelolah Satpam yang akan datang. Memang tidak bisa dipungkiri, kayak buah simalakama yang terus menghantui terhadap penyalahgunaan polcy dan compliance tersebut.
Semua penyedia jasa Satpam, tentu mebutuhkan growth dalam organisasi dan keuntungan perusahaan untuk keberlangsungan jangka panjang. Namun yang perlu digaris bawahi fokus juga bahwa Satpam butuh sejahtera, jangan hanya sebagai alat bisnis namun tidak diperhatikan secara signifikan dalam kemajuan baik dari penghasilan, karir, dan kesempatan bekerja yang lebih baik untuk membantu keluarganya.
8. Improvement to Devices dan Technology Satpam :
Penerapan peralatan dan perlengkapan Satpam bagian moderinisasi untuk menjawab semua yang diintegrasikan baik sistem, prosedur, sumber daya Satpam, koordinasi, regulasi, kepemimpinan Satpam yang hebat, hasil penilaian risiko, dan lain sebagainya. Korelasinya untuk menggabungkan semua elemen yang terlibat bisa berfungsi untuk pekerjaan Satpam efektif dan efisien.
Harapan selanjutnya, produktivitas meningkat terutama bagian kegiatan Satpam baik teknis maupun non teknis, dalam menyelesaikan permasalahan dan pengambil keputusan lebih cepat dan memberikan solusi yang tepat terhadap user atau pengguna jasa Satpam.
Jika semua sudah berjalan dengan baik, bukan bearti Satpam tidak berfungsi namun keterampilannya perlu ditingkatkan untuk mengintegrasikan butuh proses terutama sistem dan teknologi, yang orientasinya menjadi panduan Satpam untuk bekerja.
Benefit atau keuntungan serta manfaat konsep dan sistem yang terintegrasi pengamanan dengan beberapa refrensi, teori dan pengalaman, sebagai berikut:
“1. Efisiensi: Dengan menggabungkan berbagai sistem keamanan menjadi satu, Anda dapat memantau dan mengendalikan semuanya dari satu lokasi. Ini mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk mengelola keamanan”.
“2. Respon Cepat: Sistem yang terintegrasi dapat merespon lebih cepat terhadap insiden. Misalnya, jika sistem deteksi gerakan memicu alarm, sistem pengawasan CCTV dapat segera dialihkan ke lokasi tersebut, memungkinkan Anda untuk menilai situasi dan meresponnya dengan cepat”.
“3. Peningkatan Keamanan: Dengan berbagai sistem yang bekerja bersama, Anda dapat menciptakan lapisan keamanan yang lebih kuat. Misalnya, jika seseorang mencoba mengakses area yang terlarang, sistem kontrol akses dapat memicu alarm dan sistem pengawasan CCTV dapat merekam insiden tersebut”.
“4. Kemudahan Penggunaan: Sistem yang terintegrasi seringkali lebih mudah digunakan. Anda tidak perlu belajar cara menggunakan berbagai sistem yang berbeda; sebaliknya, Anda dapat mengendalikan semuanya dari satu antarmuka”.
“5. Penghematan Biaya: Meskipun investasi awal mungkin lebih tinggi, sistem yang terintegrasi seringkali lebih hemat biaya dalam jangka panjang karena efisiensi dan efektivitas Satpam yang lebih tinggi. Jadi, integrasi sistem pengamanan modern dapat memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal keamanan, efisiensi, dan kemudahan penggunaan”.
Salam Satpam Indonesia !!! Berinovasi melalui konsep yang terintegrasi berdasarkan uraian diatas. []