JURNALSECURITY.COM | Jakarta – Kejahatan memang selalu berkembang pesat seiring waktu, dan penjahat semakin pintar mencari celah untuk mengecoh korbannya. Salah satu modus penipuan yang kini banyak beredar adalah penipuan menggunakan struk ATM dalam transaksi pendaftaran perjalanan wisata. Modus ini semakin meresahkan, terutama bagi perusahaan travel dan juga para calon wisatawan.
H. Priyadi Abadi, M.Par, yang merupakan Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF), berbagi tips penting untuk menghindari penipuan ini. Ia mengungkapkan bahwa meskipun hampir saja terkena modus penipuan tersebut, ia merasa penting untuk berbagi pengalaman ini agar orang lain bisa lebih waspada.
Menurut Priyadi, “Jangan pernah menganggap kejadian penipuan itu adalah hal yang tabu untuk dibicarakan. Justru, semakin banyak orang yang tahu tentang modus ini, semakin sempit ruang gerak para penjahat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa salah satu cara yang efektif untuk memerangi kejahatan adalah dengan terus mengedukasi masyarakat tentang berbagai modus penipuan yang berkembang, termasuk penipuan melalui struk ATM.
Modus Penipuan Struk ATM dalam Pendaftaran Wisata
Priyadi berbagi pengalaman tentang modus penipuan yang kerap terjadi dalam dunia perjalanan wisata, yaitu penipuan menggunakan bukti transfer lewat struk ATM. Berikut ini adalah kronologi yang sering terjadi dalam modus ini:
- Pendaftaran Via WhatsApp
Pelaku akan menghubungi pihak travel melalui WhatsApp dan berpura-pura ingin mendaftar untuk sebuah tour. Mereka akan mentransfer sejumlah uang menggunakan ATM untuk pembayaran beberapa orang peserta tur, tanpa banyak tanya seperti calon peserta tur pada umumnya. - Pengiriman Bukti Transfer
Setelah mentransfer uang, pelaku akan mengirimkan bukti struk ATM ke pihak travel sebagai bukti pembayaran untuk peserta tur. Mereka akan mengklaim bahwa pembayaran sudah dilakukan untuk empat orang peserta atau lebih. - Pembatalan dan Permintaan Refund
Setelah mengirimkan bukti pembayaran, pelaku akan segera membatalkan salah satu peserta dengan alasan seperti sakit atau ada urusan mendadak. Pelaku kemudian meminta pengembalian sebagian dana atau refund dari pihak travel. - Penipuan di Waktu Libur
Modus ini sering terjadi pada hari libur, seperti Sabtu atau Minggu, atau saat bank dan kantor travel tutup. Hal ini membuat pihak travel lebih rentan karena tidak dapat langsung melakukan pengecekan atau verifikasi transaksi. - Terlalu Percaya pada Struk ATM
Karena struk ATM yang dikirimkan oleh pelaku terlihat sah, pihak travel sering kali merasa yakin dan langsung mengirimkan uang refund sesuai dengan permintaan pelaku. - Tidak Cek Saldo Rekening
Jika pihak travel tidak teliti dan tidak melakukan cross-check pada rekening bank, mereka bisa dengan mudah terperdaya dan akhirnya mengirimkan uang refund untuk satu atau dua peserta. Setelah itu, pelaku akan menghilang begitu saja, dan nomor WhatsApp yang digunakan pun tidak bisa dihubungi lagi. - Pentingnya Verifikasi dan Cek Rekening
Untuk menghindari penipuan seperti ini, penting bagi pihak travel untuk bisa membedakan mana struk ATM yang asli dan mana yang palsu. Misalnya, jika pelaku mentransfer jumlah uang yang sangat besar, seperti 100 juta rupiah, ke bank yang berbeda, itu jelas tidak akan bisa diproses. - Administrasi yang Rapi dan Cek Saldo
Salah satu langkah pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan selalu mengecek saldo rekening sebelum melakukan refund. Jangan mudah terdesak dengan desakan pelaku. Pastikan bahwa dana yang dikirim benar-benar sudah masuk ke rekening Anda sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Jangan pernah terburu-buru, dan tunggu sampai bank buka untuk melakukan verifikasi.
Tips untuk Menghindari Penipuan Modus Struk ATM
Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda menghindari penipuan dengan modus struk ATM, agar Anda bisa terhindar dari kerugian yang tidak diinginkan:
Tips Menghindari Penipuan Struk ATM | Deskripsi |
---|---|
1. Cek Saldo Rekening Sebelum Refund | Pastikan dana yang dikirim benar-benar sudah masuk ke rekening sebelum melakukan refund. |
2. Jangan Terburu-buru Melakukan Refund | Jangan mengikuti desakan pelaku untuk segera melakukan refund, terutama jika bank atau kantor travel sedang tutup. |
3. Verifikasi Struk ATM dengan Teliti | Cek keaslian struk ATM yang dikirim pelaku. Jika ada kejanggalan seperti transfer antar bank yang berbeda, patut dicurigai. |
4. Jangan Percaya Tanpa Cross-check | Selalu pastikan untuk melakukan cross-check dengan rekening bank sebelum mengambil keputusan. |
5. Waspadai Transaksi Besar dengan Rekening yang Tidak Dikenal | Jika ada transaksi dengan jumlah besar atau rekening yang tidak biasa, segera lakukan pengecekan lebih lanjut. |
6. Gunakan Sistem Verifikasi yang Lebih Ketat | Perusahaan travel sebaiknya menggunakan sistem verifikasi yang lebih ketat, seperti dua langkah verifikasi atau pengecekan manual jika diperlukan. |
7. Edukasi Karyawan dan Pelanggan | Sebarkan informasi tentang modus penipuan ini kepada karyawan dan pelanggan agar mereka juga lebih waspada. |
8. Jangan Tergoda Tawaran Terlalu Bagus | Jika penawaran terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah penipuan. |
Modus penipuan menggunakan struk ATM dalam transaksi pendaftaran perjalanan wisata semakin marak. Untuk itu, kita semua harus lebih waspada dan berhati-hati dalam melakukan transaksi, terutama yang berkaitan dengan pembayaran melalui ATM. Jangan mudah terperdaya oleh tawaran yang menggiurkan dan selalu pastikan untuk melakukan verifikasi sebelum mengambil keputusan.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat mengurangi risiko menjadi korban penipuan. Ingat, kehati-hatian dan ketelitian adalah kunci untuk menghindari kerugian akibat penipuan berkedok struk ATM ini. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Anda lebih berhati-hati dalam menjalani transaksi wisata.[]